Humm.. slluurrpp.. tentu menyegarkan sekali bila dalam kondisi terik lantas kita menikmati segelas es kelapa muda apalagi kalau dinikmati dari buahnya langsung.
Dewasa ini rasanya hal yang lumrah bila kita menemukan es kelapa namun tak dapat dikatakan murni lagi karena airnya sendiri sudah tak terasa seperti air kelapa, entah karena sudah dicampur dengan gula, susu, pemanis buatan, pewarna, atau malah air mentah.
Namun, di suatu sudut Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Pejaten, Pasar Minggu (dekat kantor saya), terdapat sebuah warung bakso yang juga menyuguhkan es kelapa asli. Sejak pertama mencoba saya langsung nagih karena merasakan kesegarannya yang tidak dibuat-buat. Walau kadang kelapa yang digunakan sudah tua namun lidah saya sudah terlanjur ‘klop’ dengan panganan sana sehingga warung bakso itu menjadi salah satu tongkrongan favorit saya saat istirahat siang selain warteg dan RM Padang.
Subhanallah.. Allah telah menjadikan buah kelapa sebagai buah yang kokoh bergelantungan di pucuk pohonnya walau angin kencang, hujan, serta panas menerjang. Allah juga telah menyeimbangkan kulit luarnya yang keras dengan daging buahnya yang lunak ditemani oleh airnya yang menyegarkan dan menjadi incaran para ibu hamil. Sabutnya pun dapat dibakar atau dapat pula digunakan untuk membersihkan gigi.
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. 24:41)
Bayangkan, seandainya buah kelapa tidak bergelantungan dengan kokoh sementara ia berada pada pucuk pohon, tentulah sewaktu-waktu ia dapat terjatuh dan bisa jadi menimpa orang yang sedang lewat di bawahnya dengan telak. Seandainya kulit luar kelapa tidak keras, tentulah ia sudah koyak menghadapi angin yang hilir mudik.
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. 16:11)
Semoga kita dapat belajar dari buah yang lezat ini. Istiqomah berada di jalan da’wah yang berliku lagi penuh dengan kerikil tajam yang goresan kecilnya saja dapat mengoyak kulit kaki kita. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang tegar, kuat, serta tegas dalam perjuangan, namun tetap berhati lembut. Semoga tutur kata yang terucap maupun yang tertuang dalam bentuk tulisan bagaikan tegukan-tegukan air kelapa yang sejuk lagi menyegarkan bagi orang yang mendengar maupun membacanya sehingga orang lain pun merasa tenang dari lidah dan tangan kita. Semoga diri kita dapat mendatangkan manfaat sekecil apapun manfaat itu dimanapun kita berada.
Wallahua’lam
Dewasa ini rasanya hal yang lumrah bila kita menemukan es kelapa namun tak dapat dikatakan murni lagi karena airnya sendiri sudah tak terasa seperti air kelapa, entah karena sudah dicampur dengan gula, susu, pemanis buatan, pewarna, atau malah air mentah.
Namun, di suatu sudut Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Pejaten, Pasar Minggu (dekat kantor saya), terdapat sebuah warung bakso yang juga menyuguhkan es kelapa asli. Sejak pertama mencoba saya langsung nagih karena merasakan kesegarannya yang tidak dibuat-buat. Walau kadang kelapa yang digunakan sudah tua namun lidah saya sudah terlanjur ‘klop’ dengan panganan sana sehingga warung bakso itu menjadi salah satu tongkrongan favorit saya saat istirahat siang selain warteg dan RM Padang.
Subhanallah.. Allah telah menjadikan buah kelapa sebagai buah yang kokoh bergelantungan di pucuk pohonnya walau angin kencang, hujan, serta panas menerjang. Allah juga telah menyeimbangkan kulit luarnya yang keras dengan daging buahnya yang lunak ditemani oleh airnya yang menyegarkan dan menjadi incaran para ibu hamil. Sabutnya pun dapat dibakar atau dapat pula digunakan untuk membersihkan gigi.
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. 24:41)
Bayangkan, seandainya buah kelapa tidak bergelantungan dengan kokoh sementara ia berada pada pucuk pohon, tentulah sewaktu-waktu ia dapat terjatuh dan bisa jadi menimpa orang yang sedang lewat di bawahnya dengan telak. Seandainya kulit luar kelapa tidak keras, tentulah ia sudah koyak menghadapi angin yang hilir mudik.
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. 16:11)
Semoga kita dapat belajar dari buah yang lezat ini. Istiqomah berada di jalan da’wah yang berliku lagi penuh dengan kerikil tajam yang goresan kecilnya saja dapat mengoyak kulit kaki kita. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang tegar, kuat, serta tegas dalam perjuangan, namun tetap berhati lembut. Semoga tutur kata yang terucap maupun yang tertuang dalam bentuk tulisan bagaikan tegukan-tegukan air kelapa yang sejuk lagi menyegarkan bagi orang yang mendengar maupun membacanya sehingga orang lain pun merasa tenang dari lidah dan tangan kita. Semoga diri kita dapat mendatangkan manfaat sekecil apapun manfaat itu dimanapun kita berada.
Wallahua’lam