Ka'bah (Foto: Rizki Amalia).
"Labbaika Allahumma labbaik.. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan-ni'mata laka wal mulk, laa syariikalak..."
Kami ingin memenuhi panggilan-Mu ya Allah... Mampukanlah kami... Kuatkanlah kami... Teguhkanlah kami...
Kan pasti mengalir air mata ini, andai dapat kutatap rumah-Mu...
Muslim mana yang tak ingin menunaikan Rukun Islam ke-5? Berhaji merupakan impian bagi segenap mukmin di seluruh penjuru dunia. Menjadi Haji Mabrur, menapakkan kaki selangkah lebih dekat menuju Jannah-Nya. Tak jarang, untuk mencapainya orang pun sampai menabung tahunan atau bahkan rela berhutang.
Berhaji memang tak sekadar suatu perjalanan menapaki Tanah Suci. Di sinilah kiblatnya umat muslim berlokasi. Tempat berkumpulnya jutaan muslimin/at dari berbagai penjuru dunia untuk bermunajat mengharap ridho Ilahi. Sekaligus jejak perjalanan religius Nabi Ibrahim as dan Rasulullah SAW akan tersusuri.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ () فِيهِ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آَمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS.3:96-97)
Niatkan Berhaji, yuk...
Namun tak semua orang sudah memikirkan untuk berhaji di usia mudanya. Banyak yang masih terlebih dahulu memprioritaskan untuk memiliki hunian maupun kendaraan. Tak terkecuali saya, seorang hamba yang penuh khilaf serta alfa.
Sebagai seorang pemuda yang tahun ini baru menginjak usia 30 tahun, saya merupakan karyawan swasta yang telah membangun keluarga kecil dengan satu orang anak. Kami tinggal di rumah orang tua saya. Istri saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, sehingga segala keperluan dan kebutuhan rumah tangga bergantung pada penghasilan bulanan saya.
Penghasilan saya tidaklah seberapa, bahkan rasanya sulit untuk menyisihkan sedikit sekadar untuk tabungan bulanan. Rasanya wajar, bila dalam posisi begini yang saya pikirkan adalah bagaimana menabung untuk membeli sebuah rumah sederhana. Siapa yang tak ingin memiliki rumah sendiri, tinggal di dalamnya, dan membangun keluarga bahagia?
Tahun 2015 ternyata menjadi tahun yang cukup berat, karena saya harus merelakan Ayah saya dipanggil menghadap-Nya. Beliau telah berjuang melawan gagal ginjal dan harus cuci darah selama 13 tahun. Alhamdulillah, pada tahun 2008 silam, walau kondisinya tak sehat namun beliau dapat menunaikan ibadah Haji bersama Ibu saya.
Menjelang hari terakhirnya, beliau sempat berpesan pada kami, agar selagi masih muda kami dapat mengusahakan untuk berhaji. Jangan sampai WAKTU membuat kami melalaikan perintah Haji di masa kelapangan rezeki maupun kesehatan fisik kami. Ya, terkadang ketika kita memiliki rezeki lebih, maka yang pertama kita pikirkan adalah bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan serta papan... sementara untuk Haji dinomor sekiankan. Padahal, umur siapa yang tahu? Sekalinya kita menggunakan rezeki lebih tersebut untuk memenuhi kebutuhan duniawi, maka akan datang lagi kebutuhan yang lainnya, demikian seterusnya, kecuali kita memiliki niat yang teguh untuk berhaji.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: “’umrah yang satu dengan ‘umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan antara masa keduanya, sedangkan haji mabrur balasannya tiada lain adalah surga.” (HR. Al-Bukhari, nomor hadits: 1773)
Setahun sudah sejak sepeninggal Ayah kami. Entah mengapa, istriku begitu bersemangat untuk berhaji. Padahal kondisinya, saya tak yakin memiliki cukup uang untuk mendaftar Haji. Tapi, hei... untuk sekadar membuka Tabungan Haji saja bisa dengan uang sekadarnya. Lain halnya kalau kita ingin mendaftar untuk mendapatkan nomor porsi Haji dari Kemenag yang membutuhkan tabungan minimal Rp.25Juta/orang.
Akhirnya kami pun meniatkan untuk berhaji, dimulai dari membuka Tabungan Haji terlebih dahulu dan dengan uang seadanya saat itu. Belum sempat rencana itu terealisasi, tiba-tiba saya mendapat kabar dari Ibu saya bahwa asuransi jiwa Ayah saya telah cair. Ibu saya pun mengajak saya ngobrol, bahwa Eyang saya yang di Jogja sangat ingin pergi Haji. Usianya sudah sangat sepuh, sehingga yang memungkinkan hanya melalui ONH Plus.
Ibu saya pun menawarkan, apakah saya bersedia menjadi pendamping Eyang saya dan menggunakan dana asuransi bagian saya untuk itu. Karena Eyang saya cukup sepuh, sehingga kemungkinan masa tunggu Hajinya hanya sekitar 3 tahun. Saya saat itu kaget campur haru. Namun dalam hati ada sedikit keraguan karena saya jadi tidak bisa berhaji bareng istri... Ya, saya bagai mendapat durian runtuh, rezeki yang tak disangka-sangka datangnya, dan rasanya sulit apabila saya harus membuat Tabungan Haji lagi dari awal untuk 2 orang. Namun istri saya ikhlas, ia sampai menangis haru bahagia merelakan saya untuk mendampingi Eyang. Ia berkata, bahwa saya tak perlu membuat tabungan untuk 2 orang, cukup ia sendiri saja, bahkan ia pun juga akan berjualan kue untuk menambah Tabungan Haji.
Beberapa hari kemudian, Ibu saya menyampaikan suatu kabar. Ternyata untuk menjadi pendamping Haji itu harus anak sendiri, sedangkan saya adalah cucu. Saya tak tahu apakah harus sedih atau lega... Di satu sisi, saya sedih karena rencana haji yang awalnya 3 tahun lagi menjadi diundur hingga puluhan tahun. Di sisi yang lain, saya lega karena memiliki waktu yang cukup untuk bertobat dan memperbaiki diri sambil berdo'a agar dipanjangkan usia.
Ibu saya kembali menanyakan pada saya, apakah saya ingin mengambil uang tersebut dan menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga? Atau... barangkali saya ingin menggunakannya untuk mendaftarkan haji bagi saya dan istri. Saya dengan mantap memilih opsi kedua. Saya memang butuh uang itu. Namun saya yakin, dengan menggunakan uang tersebut untuk mendaftar haji, akan jauh lebih berkah dan Allah akan makin melapangkan rezeki saya di kemudian hari. Di samping itu, saya juga bahagia apabila dapat berhaji bersama dengan istri di usia yang insyaAllah nantinya belum terlalu tua.
“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan ‘umrah adalah tamu-tamu Allah, Allah memberi kepada mereka apa yang mereka minta, dan Dia mengabulkan semua do’a mereka; kemudian Dia akan mengganti semua harta yang mereka belanjakan untuknya, satu dirham menjadi sejuta dirham.” [HR. Baihaqi]
Membuka Tabungan Haji
Ada banyak pihak yang memiliki program Tabungan Haji. Kebetulan kakak ipar saya baru saja membuka Tabungan Haji di BRI Syariah. Kami pun bersilaturrahim ke rumahnya sambil tanya-tanya. Sepertinya di BRI Syariah prosesnya mudah dan cepat.
Berikut ini beberapa Fasilitas/ Keunggulan Tabungan Haji BRISyariah iB:
- Setoran awal ringan mulai Rp 50.000,-
- Setoran berikutnya minimal Rp 10.000,-
- Bebas setiap saat menambahkan saldo
- Gratis biaya administrasi bulanan
- Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRISyariah secara online
- Gratis Asuransi jiwa dan kecelakaan
- Bagi hasil yang kompetitif
- Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan
- Transaksi Online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) untuk kepastian porsi keberangkatan haji
- Kemudahan dalam merencanakan persiapan ibadah haji Anda
- Dapat dibukakan untuk anak-anak
- Tersedia pilihan ibadah Haji Reguler dan Haji Khusus untuk mendapatkan porsi keberangkatan
Sementara untuk Syarat dan Ketentuannya sbb:
- Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
- Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (untuk pembukaan bagi anak-anak)
Info tersebut juga dapat dijumpai di
http://www.brisyariah.co.id/?q=tabungan-haji-brisyariah-ib
Sepulangnya dari rumah kakak ipar, istri saya dengan penuh semangat langsung mengajak saya untuk membuka Tabungan Haji di BRI Syariah Jl.Margonda Raya Depok. Hari itu Rabu, 20 April 2016, kami tiba di BRI Syariah KCP Depok Margonda dalam suasana yang sedikit gerimis. Pas sekali, kami menjadi customer terakhir tepat sebelum bank ini tutup. Kami bertemu dengan CS bernama Lolita.
Formulir yang Harus Diisi Saat Membuka Tabungan Haji BRISyariah iB.
Ini pertama kalinya kami menjadi nasabah BRI Syariah. Mbak Lolita cukup baik dalam membantu kami menjelaskan aneka hal. Mulai dari kelebihan Tabungan Haji BRISyariah iB, syarat dan ketentuan, hingga buku tabungan berhasil dibuka. Ternyata prosesnya memang cepat dan mudah.
Istri Saya Saat Serah Terima Buku Tabungan Haji BRISyariah iB.
Alhamdulillah, kami telah membuka Tabungan Haji. Uang dari asuransi jiwa Ayah saya langsung saya transfer ke rekening saya dan istri. Esok harinya kami pun bergegas ke Kemenag Depok yang berlokasi di Grand Depok City untuk mengurus pendaftaran Haji. Kami tak ingin menunda-nunda agar lekas mendapat nomor porsi. Alhamdulillah saat itu kami langsung mendapat nomor porsi untuk 17 tahun lagi... Semoga Allah menyampaikan usia kami hingga hari keberangkatan tiba, dan semoga kami dapat ke Baitullah dalam kondisi terbaik.
Anda ingin berhaji? Bila mampu, SEGERAKAN. Bila belum mampu, NIATKAN dan yakin bahwa Allah yang akan MEMAMPUKAN.
"......Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. 65: 2)
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu;" (QS. 65: 3)
"....Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65: 4)