Sekalipun sudah banyak buku yang membahas mengenai bagaimana jadi anak Rohis yang gaul, nge-fren ma Islam, jilbab bukan halangan, dll tapi bagi sebagian masyarakat nampaknya memang telah tersugesti bahwa cewek2 yang mo ikutan Rohis seolah-olah kudu harus berjilbab gede, so buat yang belum berjilbab belum pantes masuk Rohis atau yang cowok kudu berjenggot.
Salah besar!!! Setiap orang berhak ‘tuk mengenal Islam, man! Ga peduli apakah dia itu kaya-kurang kaya, ganteng/cantik-kurang ganteng/cantik dikit, tua-muda, jilbab gede-jilbab kurang gede-jilbab ngirit-belum berjilbab, Islam-non Islam, dan semua orang yang ada di belahan bumi utara-selatan-timur-barat, karena Islam merupakan agama universal yang mengatur kehidupan seseorang semenjak di dalam kandungan-dilahirkan-dewasa-meninggal-hingga saat dimintai pertanggung jawaban, semenjak mata ini melek-beraktivitas-merem-tidur-hingga melek lagi. Adapun setiap muslim sebenarnya adalah anggota Rohis secara tidak langsung hanya tidak semuanya menjadi pengurus.
Berjilbab bukanlah syarat untuk menjadi pengurus Rohis. Ga ada dalilnya ko kalo jadi pengurus Rohis tuh harus berjilbab. Tapi yang ada adalah kewajiban mengenakan jilbab buat perempuan yang udah dewasa.
Masalah udah dewasa atau belum tentulah tiap orang lebih mengetahui dirinya karena perubahan-perubahan yang mencolok dapat terlihat dan disadari oleh pribadi masing-masing. Masalah arti kata ”wajib” tentulah tiap orang yang berakal pun mengetahuinya, bahkan anak kelas 3 SD pun jika dibilang ia wajib piket usai sekolah InsyaAllah paham artinya.
Yup, sekalipun ada yang berdalih klo ia belum berjilbab karena belum siap maka apakah ia kan mengatakan hal yg sama bila nanti ditanya oleh Allah? Karena setahu saya sesuatu yang wajib untuk dikerjakan itu artinya mau ga mau, suka ga suka, siap ga siap ya kudu dilakuin. But, yg namanya hidayah tuh hak-Nya Allah aja sih, so qta sebagai sodara cuman bisa ngingetin. Hidayah itu mahal, man! En ga semua orang bisa ngedapetin, bahkan ada hadits yg mengatakan jika karena diri kita maka seseorang mendapatkan hidayah maka kita bagaikan mendapat unta merah dari Allah. Yup, it’s coz the price of hidayah is really really expensive, makanya buat yg dah dapet hidayah jangan sampe kelepas deh hidayah itu.
Buat yg cowok, menjadi anak Rohis pun ga berarti harus berjenggot coz yang namanya jenggot tuh merupakan rambut di dagu yang tumbuh karena hormon tertentu. Lah, kasian kan klo da orang yang jenggotnya ga numbuh2, apa lantas dia kudu make penumbuh rambut?! Jadi inget ma sobat saya yg usianya 2 tahun di atas saya. Waktu jenggot saya dah kemana-mana eh dia malah belum pernah numbuh sehelai pun :P Yup, itulah karunia Allah dan sy pun bersyukur karena dapat menjalankan salah satu sunnah Rasul.
FKRD-A (Forum Komunikasi Rohis Departemen Fakultas Pertanian) merupakan salah satu LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) di IPB yang dapat membaur dan menghilangkan citra eksklusif anak-anak Rohis yang selama ini kerap terlihat hanya bergaul dengan sesama anak Rohis, yang berjilbab gaulnya dengan sesama jilbaber, yang berjenggot dengan sesama jenggoter (ssstt... jangan protes dulu, sy belum selesai cerita nih!).
Hal ini terbukti pada masa kepengurusan periode 2005/2006 di mana para pengurusnya ternyata tidak hanya terdiri dari para jilbab gede mania, namun banyak juga yang masih mengenakan jilbab gaul, celana jeans, bahkan belum berjilbab. Dan yang lebih unik lagi malah ada pengurusnya yang statusnya masih pacaran (tentunya bukan akhwat yang berjilbab gede dong).
Bukan berarti pacaran sebelum nikah itu dibolehkan maupun direstui, atau mungkin mempertaruhkan nama baik Rohis, hanya saja memang ada tahap-tahapnya bagi seseorang untuk berubah, dan yang dapat kita lakukan sebagai saudara adalah menuntunnya dan bukannya menggurui atau men-judge terutama bila keinginan untuk mengenal Islam lebih dalam itu berasal dari dirinya sendiri. So, itu memang butuh waktu dan kesabaran. Dan tidak semua orang dapat mengubah dirinya langsung secara drastis layaknya Clark Kent yg tinggal ngebuka kemeja tau2 ngejelma jadi Superman.
Yang namanya hijrah tuh kan ga cuma satu waktu, misal pas daftar Rohis aja or pas pertama pake jilbab, or pas ber-azzam tuk totally change to sabilillah. But, hijrah tuh kudu dilakukan setiap saat setiap waktu en dari waktu yg satu ke waktu yg lain. Seperti kata Rasulullah, ”orang yang merugi adalah orang yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin” (pesen ni terutama ditujukan buat diri sy). Apalagi yg Allah liat kan proses, ’tul ga?
Kesabaran pun membuahkan hasil. Ketika mengadakan acara terakhir pada periode kepengurusan itu, banyak yang ikut dan tidak hanya pengurus Rohis saja, bahkan yang non Islam ada yang ikut juga. Saat tiba acara sharing2 ternyata banyak para peserta yang mengakui kalo Rohis fakultas yang sekarang ini sudah tidak terkesan eksklusif dan terbuka bagi semua orang yang ingin mengenal Islam lebih jauh.. Subhanallah.. ini merupakan sebuah prestasi yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Yup, Rohis mang selalu terbuka buat semua orang. Open Recruitment-nya pun sepanjang tahun. Dijamin rugi abis bis biiss... deh buat yang belom pernah ngerasain sama sekali Rohis tuh kayak gimana. Nah, buat yg dah nyusun BAB 1 alias Niat ya sok aja, nunggu apa lagi? nunggu disuapin? Intinya bukanlah seberapa gede jilbab kita or seberapa panjang jenggot kita tapi seberapa serius diri kita untuk berubah ke arah yang lebih baik dan mengejar cinta-Nya.
Nah, klo diri kita sudah menemukan cinta sejati itu tentulah hal2 yg berkaitan dengan fisik pun akan mengikuti dengan sendirinya. Bagi yg cowok, karena kecintaannya pd Allah dan Rasul-Nya, maka akan mengikuti sunnah Rasul-Nya dengan memelihara jenggot dan kewajiban2 serta sunnah2 yg lain. Bagi yg cewek, karena kecintaannya pd Allah dan Rasul-Nya, sudah tentu akan malu sekali bila dah se-gede ini auratnya masih berkeliaran kemana-mana dan lekuk tubuhnya masih dapat dijelajahi oleh para pemirsa :P
Tapi, semua itu da prosesnya dan proses itu takkan jalan klo ga da kemauan. Ibaratnya ada 2 orang koki. Si A pintar masak, ilmunya banyak, bisa bikin kue apa aja, tapi karena ga mau masak akhirnya ga ada senampan kue pun jadi. Sementara si B yang belum bisa masak wlo dah belasan kali kursus en ngeledakin oven 4x, tapi karena ada kemauan akhirnya sedikit demi sedikit jadi deh kue itu, dan yg tadinya gosong terus diulang dan diulang akhirnya di dapatlah cita rasa yg ma’nyuuzz.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar